Salam hangat pada para pembaca, para rekan mahasiswa, para rekan pembela kebenaran. Segala puji kepada Allah SWT. Tuhan yang maha esa, Tuhan yang satu, Tuhan yang menjadi pembawa keseimbangan untuk seluruh kehidupan di alam semesta ini. Berbicara mengenai Sistem Pendidikan di Negara Indonesia, tentunya kita tidak terlepas dari bagaimana sebuah Negara membentuk generasi-generasi selanjutnya demi membangun masa depan yang lebih baik. Sebelum membahas lebih dalam, kita perlu mengetahui terlebih dahulu latar belakang dan awal mula dari hadirnya sistem pendidikan. Pada tahun 1913, John D. Rockfeller mendirikan Yayasan Rockfeller dengan tujuan mempromosikan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia. Singkat cerita, Yayasan ini mendapatkan beberapa kritikan dari kritikus yang berargumen bahwa pendekatan Rockfeller terlalu berfokus pada ez’fisiensi dan produksi tenaga kerja untuk industri, mengabaikan aspek-aspek lain dari pendidikan seperti seni dan humaniora. Hal ini dikarenakan Rockfeller lebih berfokus untuk membangun sosok manusia yang akan menjadi pekerja dan tentu hal tersebut menjadi pro dan kontra dikalangan politikus pada saat itu.
Sekarang, kita bahas mengenai Sistem Pendidikan di Indonesia. Sistem Pendidikan di Indonesia diadaptasi dari Sistem Pendidikan Negara Jepang pada saat tahun penjajahan Jepang. Namun, ada beberapa hal yang menjadi perbandingan antara Pendidikan di negara kita dan negara Jepang. Berfokus pada bagaimana pembentukan dasar seorang siswa, di Jepang kita bisa membandingkan bagaimana seorang siswa dari kelas 1 sampai 4 SD, mereka tidak langsung diberi tuntutan tugas yang beresiko membuat siswa tidak menyukai pendidikan. Di Jepang, kita bisa melihat bagaimana seorang siswa diajarkan cara bersosialisasi, tata krama, dan bagaimana cara mencintai pendidikan dengan nuansa pendidikan yang menyenangkan. Merefleksikan di Negara kita sendiri dimana sejak dari dasar, kita dibentuk untuk melihat momok tugas sebagai horror. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi masa depan bangsa apabila sebuah tugas dianggap sebagai hal yang menakutkan yang berpotensi kepada bencinya siswa terhadap pendidikan.
Kembali ke masa kini, kita bisa melihat bagaimana sebuah pendidikan berjalan di negara kita, dengan hadirnya beberapa program-program baru seperti MBKM. Hal ini pun menuai pro dan kontra bagi beberapa pihak. Ada yang mengatakan bahwa program ini mengancam disiplin ilmu dari Mahasiswa, adapula yang mendukung program ini dengan tujuan meningkatkan kreativitas mahasiswa. Selain daripada itu, kita juga bisa melihat fakta bahwa Indonesia dengan banyaknya pulau-pulau dan daerah-daerah yang kurang terfasilitasi untuk belajar, yaitu kurangnya jangkauan sekolah di daerah tersebut. Tentunya, dengan fakta yang seperti ini muncul pertanyaan di benak kita bahwa “Bagaimana sang pembuat sistem melihat hal ini? Apakah ada solusi yang diberikan?” Hal ini kian menjadi problematika bagi kita semua karena fakta tersebut berpengaruh pada kecerdasan bangsa. Dibenturkan antara aspek sistem pendidikan atau sumber daya manusianya, kedua hal tersebut saling berkesinambungan dan masih ada banyak hal yang perlu dibenahi lagi dari berbagai aspek selain dari yang ada pada tulisan ini.
Supported by DEPARTEMEN PENGADERAN HMAN-PNUP 2023/2024